UNPATTI, Peningkatan stok karbon di hutan konservasi adalah untuk menjamin keberlangsungan jasa lingkungan biodiversitas flora dan fauna, ketersediaan jasa lingkungan air termasuk perlindungan daerah aliran sungai/watershed management, keindahan dan fenomena alam (wisata alam) didalamnya. Oleh sebab itu nilai stok karbon di hutan konservasi tidak cukup hanya didekati dengan mengukur kuantitas stok karbon yang mengindikasikan besarnya karbon yang tersimpan atau dapat diserap yang jika tidak dijaga berpotensi sebagai sumber emisi ke atmosfer, namun juga perlu mempromosikan pendekatan “kualitas” stok karbon yang dapat merepresentasikan kinerja pengelolaan jasa lingkungan secara terintegrasi.
“Kualitas” stok karbon adalah metodologi inovatif yang mengintegrasikan jasa lingkungan (keanekaragaman hayati, air, keindahan alam) ke dalam stok karbon. Untuk memastikan aksi mitigasi perubahan iklim di taman nasional berkemanfaatan dan berkelanjutan maka perlu didorong rasionalisasi pengelolaan taman nasional berbasis aset ekosistem dan didesain agar dapat mempresentasikan kinerja pengelolaan jasa lingkungan secara terintegrasi. Maka, sebagai upaya merealisasikan pengelolaan jasa lingkungan karbon dan pelembagaan REDD+ di taman nasional, perlu dilakukan upaya melalui integrasi jasa lingkungan ke dalam stok karbon berbasis ekosistem di taman nasional. Kegiatan-kegiatan integrasi jasa lingkungan ke dalam stok karbon berbasis ekosistem di taman nasional tahun 2020 diharapkan akan menghasilkan Luaran yaitu: 1. Tersedia metodologi integrasi pemanfaatan jasa lingkungan ke dalam stok karbon berbasis ekosistem yang dapat diaplikasikan di tingkat tapak; 2. Tersedianya nilai kualitas karbon berdasarkan ekosistem di taman nasional pada 8 lokasi target; 3. Tersedianya tenaga teknis yang mampu mengaplikasikan dan melaksanakan integrasi jasa lingkungan ke dalam stok karbon berbasis ekosistem di taman nasional melalui valuasi jasa lingkungan dan penghitungan stok karbon; 4. Terintegrasinya data series jasa lingkungan karbon, keanekaragaman hayati, air dan keindahan alam/wisata alam; 5. Tersedianya dokumen integrasi jasa lingkungan ke dalam stok karbon berbasis ekosistem di taman nasional yang diketahui oleh Dirjen KSDAE; 6. Terekognisinya kawasan hutan konservasi yang memiliki sejarah laju deforestrasi rendah melalui manfaat selain karbon (non carbon benefit). |
Berkaitan dengan hal tersebut telah dilaksanakan kegiatan sosialisasi yang diikuti dengan Inhouse Training integrasi jasa lingkungan ke dalam stok karbon berbasis ekosistem di Taman Nasional Manusela pada tanggal 11 sd 14 Maret 2020. Sosialisasi dan Inhouse Training ini dilakukan dengan tujuan penyampaian informasi dan transfer knowledge terkait kegiatan integrasi jasa lingkungan ke dalam stok karbon. Selanjutnya akan dilaksanakan Penghitungan/Pengukuran Stok karbon dan Penilaian Jasa Lingkungan Penghitungan stok karbon dengan pembuatan PUP di lokasi yang telah ditentukan berdasarkan tipe ekosistem yang ada pada bulan Mei 2020 mendatang. Beberapa dosen Prodi Manajemen Hutan terlibat langsung dengan team dari Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan, KLHK-Jakarta pada kegiatan tersebut.