KEGIATAN PRAKTIKUM MAHASISWA SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2017/2018

Praktikum mahasiswa Prodi manajemen hutan semester genap tahun akademik 2017/2018 mempunyai tujuan :

  1. Mengidentifikasi kriteria-kriteria yang mempengaruhi keberlanjutan pengembangan perhutanan sosial
  2. Mengetahui kondisi ekologi, ekonomi dan sosial   sebagai aspek yang berpengaruh dalam pengembangan perhutanan sosial
  3. Merumuskan strategi pengembangan  perhutanan sosial berkelanjutan

Lokasi praktikum bertempat di Negeri Honitetu Kecamatan Kairatu Seram Bagian Barat berlangsung selama 3 hari dari 20 s.d. 22 September 2018.

Peserta yang ikut dalam kegiatan ini adalah Mahasiswa Angkatan 2017 sebanyak  13 orang dan Staf Pengajar beserta Staf Administrasi 8 orang. Selain itu dilakukan FGD pada desa lokasi praktikum yang dihadiri 79 orang.

Praktikum yang dilakukan merupakan salah satu aplikasi mata kuliah  secara langsung di lapangan.   Praktikum yang dilakukan bermanfaat untuk mendapatkan data dan informasi dasar guna penyusunan alternatif pengembangan Perhutanan Sosial di Desa Honitetu Kabupaten Seram Bagian Barat. Desa Honitetu sebagai bagian dari Kecamatan Amalatu Kabupaten Seram Bagian Barat  memiliki potensi sumberdaya hutan yang cukup tinggi, yang  perlu dipertahankan keberlanjutannya, sehingga sumberdaya hutan tersebut dapat  berimplikasi positif bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Sehubungan dengan hal  tersebut, maka diperlukan  suatu kajian  terhadap upaya pengembangan perhutanan sosial yang berbasis pada pendekatan lingkungan.  Hal ini dapat dicapai dengan mengakomodasikan aspirasi semua stakeholder yang terlibat dalam pengembangan  perhutanan social tersebut dalam menentukan strategi  pengembangan  yang tepat. Strategi pengembangan perhutanan sosial dimulai dengan identifikasi kriteria yang merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi perumusan strategi yang disusun berdasarkan urutan parameter-parameter yang menggunakan nilai atau pembobotan.

Secara umum permasalahan lokasi penelitian sebagai faktor yang mendorong perlunya strategi pengembangan  perhutanan sosial berkelanjutan adalah adanya perubahan penutupan lahan, pendapatan masyarakat yang rendah, kurangnya pengetahuan masyarakat, kurangnya persepsi masyarakat,  mata pencaharian masyarakat, belum adanya kebijakan yang mengatur tentang pengembangan perhutanan social  serta tidak adanya hubungan antar stakeholders yang terlibat dalam pengembangan perhutanan sosial.

 

DISKUSI STAKEHOLDER PERUBAHAN IKLIM DENGAN APIKI REGION MALUKU

Pada hari Selasa, 12 Februari 2019 di Jurusan Kehutanan Fak.Pertanian Unpatti-Kampus Poka telah dilaksanakan suatu diskusi yang dihadiri oleh APKI Region Maluku, APIK USAID, Staf dosen Prodi Manajemen Hutan PPS Unpatti dan stake holder lainnya. Kegiatan yang dihadiri 19 orang ini bertujuan untuk menghimpun pemikiran berbagai stakeholder dalam menyusun rencana program penanganan perubahan iklim di Maluku.

Sasaran utamanya adalah untuk menetapkan program-program untuk menindaklanjuti Roadmap dan Rencana Aksi Daerah (RAD) Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim yang telah dibuat oleh Bappeda Maluku. Beberapa hal yang dibahas antara lain. mencakup:

  • Pengembangan sistem agroforestri dalam areal perhutanan sosial di Maluku
  • Penentuan model kepastian tenurial pengelolaan hutan di Maluku
  • Penguatan system tenurial untuk peningkatan kesejahteraan dan pengelolaan hutan lestari
  • Perlindungan sumberdaya air,
  • Penerapan aturan lokal untuk mengganti setiap pohon yang ditebang,
  • Aturan hutan adat dan atau aturan hutan larangan
  • Menetapkan kebijakan desa yang mendukung upaya adaptasi dan mitigasi iklim
  • Mengidentifikasi penyebab perubahan iklim di Maluku
  • Merumuskan solusi – solusi alternative terhadap dampak perubahan iklim di Maluku
  • Merumuskan tindakan/aksi nyata terhadap persoalan yang dihadapi

MAGISTER MANAJEMEN HUTAN

Featured

Pembangunan kehutanan di dunia menghadapi tantangan besar karena deforestasi dan degradasi yang cukup pesat. Di Indonesia proses tersebut terjadi akibat  tata kelola hutan yang tidak benar akibatnya telah terjadi  pemanasan dan perubahan iklim global yang sangat mempengaruhi kehidupan dunia.

Peranan ilmu pengetahuan untuk menghasilkan inovasi IPTEKS, dalam mendukung kebijakan pembangunan  kehutanan yang lestari  yaitu ekosistem hutan yang dapat menjamin   terciptanya konservasi keragaman hayati asli/endemis, pemulihan ekosistem terdegradasi,   menjamin terciptanya partisipasi masyarakat adat/lokal, mengatasi konflik tenurial,  terciptanya kesejahteraan masyarakat, terciptanya pertumbuhan ekonomi berbasis ekonomi hijau (green economy), yang dapat diintegrasikan  dalam unit  Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH). Jumlah KPH lebih dari 400 unit  di Indonesia menyediakan lapangan kerja yang luas, selain kesempatan kerja secara global. Karena itu Program Studi Manajemen Hutan,

Program Pascasarjana, UNPATTI  yang telah berdiri sejak tahun 2010, dengan kurikulum yang bertumpu pada dua minat (konservasi & ekowisata dan Manajemen hutan),  telah menghasilkan lulusan sebanyak 22 Orang, membuka kesempatan kepada lulusan S1 yang relevan, untuk berpartisipasi dalam pembangunan SDM Kehutanan  dengan fokus kajian pada kawasan pulau-pulau kecil dengan kondisi DAS pendek dan sempit,  berbasis masyarakat adat/lokal.